Tuesday, May 29, 2012

One Day in Malacca

Beberapa waktu yang lalu, keinginan saya untuk mengunjungi Melaka akhirnya terwujud. Malaka/Melaka/Malacca merupakan salah satu Negeri di Malaysia (di Indonesia Negeri ini kita kenal dengan sebutan Provinsi), yang pada tahun 2008 lalu dinobatkan menjadi Kota Warisan Dunia (World Heritage). Melaka juga merupakan salah satu kota tujuan wisata di Malaysia.

Dengan menggunakan bus "Nice", saya dan Mas Wahyu berangkat dari Old Railway Station, Kuala Lumpur. Sebelumnya, tiket dapat dibeli di Puduraya Bus Terminal, dengan harga RM 22 untuk dewasa, dan RM 17 untuk anak-anak. Lumayan mahal memang, namun dengan seat yang nyaman, jarak seat yang lumayan lebar, serta sebuah minuman kemasan untuk setiap penumpang menjadikan harga yang dibayarkan terasa worth it. Selain "Nice", ada pula bus Transnasional yang berangkat dari Terminal Bersepadu Selatan, Kuala Lumpur. Bus Transnasional ini harga tiketnya jauh lebih murah daripada bus yang kami tumpangi, yaitu sekitar RM 13 untuk dewasa dan RM 10 untuk anak-anak. (Jadwal bus dapat dilihat di sini). Perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Melaka ditempuh dalam waktu kurang lebih dua jam. Bus yang nyaman serta kondisi jalan yang mulus membuat perjalanan tidak terasa melelahkan.




Setibanya di Melaka Sentral, kita masih harus mencari Bus No.17 untuk mengantarkan kita ke pusat kota, yang tiketnya dapat langsung kita beli di dalam bus dengan harga 1 Ringgit untuk satu penumpang.. Suasana di dalam bus saat itu lumayan penuh, untungnya kami beruntung bisa kebagian tempat duduk. Setelah kurang lebih 5 menit perjalanan, bus berhenti, dan kami turun di Dutch Square yang menjadi salah satu Landmark Kota Melaka.



Setelah take beberapa foto di depan Christ Church, saya dan Mas Wahyu memulai petualangan di Melaka dengan menyusuri Jalan Hang Jebat atau yang lebih dikenal dengan Jonker Street, sembari mencari Resto yang menjual makanan halal. Tapi ternyata susah! Kami hanya melihat satu Resto yang terdapat logo Halal, tapi antriannya, subhanalloh panjang banget. Urung deh niat mau makan di sana. Akhirnya kami memutuskan untuk mencicipi Durian Cendol di Lao Qian Ice Cafe (San Shu Gong Durian Cendol). Cafe ini sangat mudah ditemui karena terletak di pintu masuk Jonker Street. Mencicipi Durian Cendol merupakan salah satu hal yang sangat sayang untuk dilewatkan apabila anda sedang berlibur ke Malaka.

"becak" di Melaka.. Unik khaan ? :)

Dari Jonker Street, kami menyusuri jalan menuju tujuan kami selanjutnya, yaitu Menara Taming Sari. Menara dengan Tinggi 110 Meter ini dapat berputar 360 derajat, sehingga kita dapat melihat Melaka secara keseluruhan. Tiketnya bisa didapat dengan harga RM 20 untuk satu orang dewasa.

Menara Taming Sari
Melaka dilihat dari Menara Taming Sari

Dari Menara Taming Sari, jalan kaki menuju Dataran Pahlawan, sambil mencari bus untuk kembali ke Dutch Square. Tetapi setelah menunggu beberapa lama, bus yang dicari tidak juga datang. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Dutch Square dengan jalan kaki, dan bukan melalui jalan yang kami lewati sewaktu berangkat.

Dari sinilah petualangan sebenarnya dimulai. Berbekal Blackberry Maps, dibawah terik panas Kota Melaka yang waktu itu lumayan menyengat, kami menyusuri jalanan, keluar masuk jalan kecil yang lumayan spooky, melewati pemakaman kuno, rumah rumah tua dan kosong, kami berjalan mengikuti petunjuk dari GPS. Setelah lebih dari 40 Menit jalan kaki, akhirnya kami menemukan jalan kecil (yang tidak terdapat dalam GPS) yang ternyata merupakan jalan belakang untuk masuk ke komplek Dutch Square. Fiuh, Finally!

Dengan muka kucel, capek dan lengket karena mandi keringat, saya dan mas wahyu beristirahat sejenak di taman yang terdapat di depan Christ Church, sembari menunggu bus untuk kembali ke Melaka Sentral. Saat menunggu itulah kami sempat berbincang dengan beberapa Ibu yang ternyata berasal dari Indonesia. Mereka datang ke Melaka untuk berobat sekalian berlibur. Memang, Melaka selain dikenal sebagai tempat wisata, juga terkenal dengan Mahkota Medical Centre nya. Banyak sekali Warga Negara Indonesia yang mengunjungi Melaka untuk melakukan pengobatan yang sekaligus juga berwisata.

Muzeum Samudra, Melaka

Tiba di Melaka Sentral pukul 17.30, mas wahyu beli tiket untuk bus yang paling dekat jam keberangkatannya. Jadilah pukul 18.10, kami beranjak meninggalkan Melaka, kembali ke Kuala Lumpur..



1 comment:

  1. hi,,sis / bro
    dari melaka ke kualalumpur mesti naik bus apa yah?
    thanks.

    ReplyDelete